Aku bilang bahwa aku tak bahagia dengannya. Dia terlalu cuek, selalu sibuk, tak peka, bahkan aku jarang sekali merasa diperhatikan olehnya.
Ah, dia bahkan tidak menanyakannya lebih lanjut. Aku kira dia akan menanyakan alasannya kepadaku. Alih-alih mau berlama-lama menatap mataku, dia hanya sibuk memainkan korek apinya.
Ya, dia membiarkanku pergi begitu saja. Walaupun kecewa, aku tetap berharap agar dia menghampiriku yang berjalan menjauhinya. Tapi tidak.
Sudah, hubungan yang telah kami bangun selama bertahun-tahun usai seperti itu saja.
Aku kehilangan laki-laki yang aku nantikan sejak lama.
~
Dia baru saja memutuskan hubunganku dengannya sore ini, di taman kampus dimana kami bertukar senyum untuk pertama kalinya.
Dia bilang bahwa dia tak bahagia denganku. Dia terlalu posesif, tak pengertian, banyak menuntut, bahkan dia selalu berpikir negatif dan berlebihan terhadapku.
Ah, aku sudah terlalu sedih bahkan untuk sekedar bertanya lebih lanjut. Aku ingin sekali menghentikannya untuk meninggalkanku. Tapi jika dia tak bahagia denganku, maka tak ada cara lain untuk membuatnya tetap di sini, di sampingku.
Ya, aku membiarkannya pergi. Walaupun kecewa, dari punggungnya yang makin lama makin menjauh, aku tetap berharap dia menoleh kepadaku sekali saja. Tapi tidak.
Sudah, hubungan yang telah kami bangun selama bertahun-tahun usai seperti itu saja.
Aku kehilangan perempuan yang telah aku impikan sejak lama.